Permasalahan Sampah



Permasalahan sampah yang tidak tertangani dengan baik sering merugikan lingkungan, apalagi dikawasan perkotaan yang selalu kesulitan untuk mengkondisikan sampah. Kebanyakan masyarakat sering membuangnya di sungai karena dianggap tidak meninggalkan jejak dilingkungan mereka secara langsung. Pola pemikiran semacam ini selalu saja diterapkan dan menjadi tradisi masyarakat yang tinggal di sekitar sungai atau paling tidak di kelurahan tempat tinggal mereka yang terdapat sungai.
Sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat melalui Posdaya, Pesantren Rakyat Al-Amin bekerjasama dengan Kantor Kec. Sumberpucung beserta LPM UIN Maliki Malang dengan menyertakan beberapa pengurus posdaya berbasis masjid untuk melihat dan mempelajari secara langsung tentang potensi serta berbagai inovasi penanggulangan sampah yang ada di masyarakat sekitar.
Bertempat di TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Desa Mulyoagung Kec. Dau Kab. Malang yang hingga saat ini menjadi percontohan nasional untuk pengolahan sampah. Para peserta sangat antusias dalam mengikuti “couching clinic” pengolahan dan pemanfaatan sampah yang sering menjadi masalah lingkungan dan tidak jarang menjadi masalah sosial.
Dr. Hj. Mufidah Ch sebagai ketua LPM UIN Maliki Malang menyampaikan bahwa penanganan sampah adalah berkaitan dengan perilaku yang beragam di masyarakat, jadi mengurangi atau menghilangkang masalah sampah adalah ibadah yang di perintahkan oleh agama. Sehingga sebagai seorang muslim mengolah sampah ini merupakan ibadah karena kita juga ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan hidup, menjaga kesehatan keluarga dan masyarakat kita, bahkan bisa meningkatkan perekonomian kita jika bisa mengelola dengan benar sebagaimana di TPST ini. Namun yang terpenting perlu kita pegangi adalah tujuan pengelolaan sampah yang merupakan kewajiban kita sebagai khalifah Allah dimuka bumi ini yang bisa dikaitkan dengan aspek ekonomi. Sehingga kita dapat mengubah sampah menjadi berkah sebagai premi pahala atas upaya kita tersebut.
Kepada para peserta F Supandi selaku ketua KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) Desa Mulyoagung menjelaskan beberapa tahapan dalam pengolahan sampah di TPST ini yakni; sampah rumah tangga yang masuk TPST Mulyoagung masuk pada zona pertama, pada zona ini sampah akan melalui proses pemilahan antara sampah kering, basah, plastik, kaca dan berbagai logam berat yang lainya, dari pemilahan tersebut ada sampah yang harus diolah dan ada yang langsung masuk pada proses packing untuk dijual juga ada sampah yang tidak bisa diolah yakni residu yang nantinya dikirim ke TPA.
Supandi melanjutkan bahwa “sampai saat ini TPST kuwalahan untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik yang diajukan ke TPST, selain dari petani sayur maupun buah yang datang langsung kepada kami, juga pesanan dari instansi seperti Perhutani yang memesan 20 ton, Kecamatan Lawang dan Dau juga meminta 20 ton pupuk organik hasil olahan dari sampah yang kami produksi”.
Ditemui terpisah perwakilan dari Posdaya Masjid Baiturrahman Pakis menyatakan ‘kami sangat tertarik dengan pengelolaan sampah disini, meskipun kami belum bisa menerapkan semuanya, namun kami akan berusaha menerapkan di lingkungan kami meski dengan lingkup yang lebih kecil’. Tapi yang pasti kegiatan seperti ini membuat kami lebih semangat dalam mengembangkan Posdaya yang ada di Masjid kami, karena kami memiliki banyak teman yang se-ide dalam memberdayakan masyarakat melalui masjid.
Abdullah Sam sebagai ketua rombongan dari Pesantren Rakyat al-Amin Sumberpucung mengatakan bahwa setelah pertemuan ini, masih dimungkinkan akan ada pertemuan yang lain untuk menindaklanjuti dari berbagai permasalahan sampah. Kami melihat kawasan Sumberpucung juga memiliki potensi yang cukup bagus untuk program TPST semacam ini, semoga nantinya bisa di realisasikan di Desa kami. Namun meskipun belum bisa terealisir saat ini kita harus selalu yakin bahwa ilmu ini sangat berguna bagi kita semua. (solehudin

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © My Life My Way